Organisasi-Organisasi
dan Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional.
1. Budi Utomo.
Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan
untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan
dana untuk membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar
dapat memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasan nya
tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa.
Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokter-dokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA.
Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokter-dokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA.
Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2. Serikat
Dagang Islam.
Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal 10
Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di Indonesia.
Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis Cina. Kedudukan
mereka dibidang ekonomi sangat kuat. Mereka menguasai penjualan bahan-bahan
batik. Para pedagang batik pribumi merasa terdesak atau dirugikan. Untuk
menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun 1911 para pedagang batik Solo
dibawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI).
Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :
a. Memajukan
perdagangan.
b. Melawan
monopoli pedagang tionghoa, dan
c. Memajukan
agama Islam.
Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat
karena bersifat nasionalis,
religius, dan ekonomis.
religius, dan ekonomis.
3. Indische
Partij.
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 . Pendirinya
adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
IP bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Tokoh-tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar. Dalam waktu singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini membahayakan kedudukannya. Pada bulan Maret 1913 Pemerintah Hindia Belanda melarang kegitan IP. Pada bulan Agustus tahun yang sama para pemimpin IP dijatuhi hukuman pengasingan.
IP bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Tokoh-tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar. Dalam waktu singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini membahayakan kedudukannya. Pada bulan Maret 1913 Pemerintah Hindia Belanda melarang kegitan IP. Pada bulan Agustus tahun yang sama para pemimpin IP dijatuhi hukuman pengasingan.
4. Partai
Nasional Indonesia.
Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club (Kelompok
Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan
Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr.
Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr.
Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi Partai
Nasional Indonesia (PNI), dll.